Jakarta,15 Feb 2013
Dear Pembaca,
Lepas dari batam, dan seterusnya menunggu pesawat ke Jambi, saya iseng-iseng saja menulis. Dan jika tulisan ini lebih ke cerita pribadi, ya saya rasa tidak apa-apa juga. Ditemani roti kecil dan teh dingin, jemari ini mulai menari-nari diatas keyboard. Banyak sekali yang ini saya tuliskan dalam edisi kali ini. Hanya mulai dari mana ya rada bingung juga. Kalau anak-anak sekarang biasanya bilang GALAU. Beugh, macam tak berTuhan saja sekarang, semua aktivitas yang saya lakukan sepertinya tidak berRoh hanya berjalan menggugurkan kewajiban saja bagi saya. Solat,makan,mandi,meeting tanpa ada passion sama sekali. Hanya apalah daya diri ini, tandatangan sudah kering, dan dua lembar kertas sudah saya terima yang isinya jelas, menyatakan saya diberikan amanah ditempat baru dengan divisi yang baru pula.
Bengkulu nama penempatan baru tersebut dan Sales Postpaid New Bussines nama divisinya, yang sebelum saya di Jambi dengan divisi Shop. Semua terlihat asing bagi saya dan saya mulai merasakan sepertinya saya berada didunia berbeda. Nah, lepas satu minggu dari penerimaan dua lembar kertas itu, semua tergantung saya, saya yang harus mendrive diri ini apakah saya akan terus maju ataukah saya mundur dan melambaikan bendera putih tanda perang telah selesai. Pikir beribu-ribu kali saya, kalo saya hanya mundur sampai disini, ini belum seberapa, pengorbanan orang tua saya menjadi saya sebesar sekarang, istri saya tercinta, anak saya yang gagah perkasa,rekan-rekan saya yang selalu mensupport saya, tiadalah mau saya lakukan pengibaran bendera putih.
Cukup satu minggu galau ini menyerang, kembali saya bangun semangat ini, jala sudah terkembang, layarpun berkibar ditiup angin laut, bidukpun sudah mulai berjalan kencang. Tiada kata nyerah, yang ada maju terus meraih impian saya dan keluarga saya. Kalau ada opsi tetap disini, saya masih mau tetapi sudah menjadi pemimpin teringgi di Jambi.