Selasa, 20 Desember 2016

dan aku di vonis atritis ringan

Palembang, 19 Desember 2016

Dalam ruangan 4x4 meter sambil nonton siaran tv swasta milik negeri Indonesia.

Pagi ini di Palembang cuacanya cakung aka cuaca mendukung untuk tidur lagi, yah hari senin ini Allah mengguyuri bumi di setiap pijakan kaki di Palembang. Sejuk dan dingin merangsek sampai kedalam sumsum tulang. Tapi apa daya untuk mengumpulkan receh biar bisa beli mobil merk Jerman yang tersohor itu.

Sejak Race 4 Desember 2016 di Singapore (SCMS 2016) kaki sebelah kiri tepatnya di dengkul masih terasa nyeri, walo gak nyeri banget cukup mengganggu aktivitasku dalam berolahraga lari. Coachku selalu menganjurkan aku untuk melakukan pengecekan ke dokter spesialis phsiotrapis karena nyeri dirasa lebih dari tujuh hari setelah race. Karena menurut doi kalo sekedar pegel saja harusnya tiga hari dah beres semua. Hanya rasa enggan dan males mau jumpai dokter spesialis ini.

Tepat di tanggal 16 Desember 2016, ane mengumpulkan semangat dan memberanikan diri ke dokter spesialis phsiotrapis, pas ketika sedang di Medan rumah sakit siloam menjadi pilihannya (atas rekomendasi temen lelarian di Medan). Dokter Leonita yang menjadi konsultanku kali ini. Dicek semua dengkul, bentuk kaki dan urusan persendian kaki ini. Dan beliau meminta untuk dilakukan rontgen terhadap dengkul ku. Setelah dilakukan rontgen baru beliau akan memberikan analisanya terhadap nyeriku yg sudah mencapai lebih dari 10 hari.

Sabtu, 17 Desember 2017, masih di Medan tepatnya di RS Siloam, jumpa lagi dengan dokter Leonita, dan dengan tegas beliau memberi tahu, saya divonis atritis ringan(OA). Sejak saya divonis atritis ringan, rekomendasi dokter pshiotrapis saya adalah sebagai berikut 
1.menurunkan berat, idealnya saya harus turun 9 kilos, kalo mau serius lari (BMI saya harus 27 dengan berat 60 idealnya, tapi ane ke 70 dulu), oh iya atritis ini gak ada obatnya, yg bisa dilakukan memperlambat prosesnya, 
2.latihan isometric (latihan spt squad, lunges, utk otot otot paha)
3.terapi tens, SWD (ini kudu ke RS yg memiliki fasilitas phsiotraphis)

Nah disarankan kawan2 runners mengikuti BMI, tinggi saya 170cm, dan berat 79kg, jadi saya masuk ke aman dg bobot 70kg (70 kg warna kuning, kalo mau warna hijau kudu 60kg), ini bagannya ikuti warna hijau dan kuning 
source : google


Safety running, ingat lari bukan modal usia muda atau nekad, apalagi sudah tua nekad spt saya, ada sciencenya 


regards

Tidak ada komentar:

Posting Komentar